Musisi dan Politisi.
Saya bukan musisi apalagi politisi.
Saya hanya berpikir kenapa para
musisi senior yang dulunya berkoar melawan pemerintah tidak mau masuk politik. Menurut
otak sengklek saya mereka sudah punya cukup modal untuk kesana. Mereka mengkritik
dibawah rezim kejam, mereka menyuarakan keresahan masyarakat lewat karyanya,
mereka berani melawan disaat banyak pihak yang takut untuk melawan. Yang menyedihkan
adalah para musisi yang lebih banyak bicara cinta tiba tiba di hari tuanya
masuk politik. Mental mereka masih sama, apa yang dilakukan untuk HIBURAN,
mungkin mereka lupa kalau panggung “politik” bukan panggung yang dibelakangnya
ada sound system, ada operator dan EO yang menjaga keberlangsungan acara,
padahal panggung politik adalah panggung dimana sound systemnya adalah sifat,
perbuatan, perilaku yang jujur, operator dan EOnya adalah para timses timses
mereka.
Walaupun kedua panggung tersebut
itu memiliki persamaan yaitu memuaskan para audience yang hadir pada musisi
mereka adalah penonton, fans dan politik mereka adalah rakyat. Tapi apa mereka
sadar cara dan akibatnya yg ditimbulkan berbeda. Saya tidak menyalahkan mereka
para musisi yang tidak keras pada pemerintah saat itu untuk tidak masuk
politik, saya hanya menyayangkan kenapa mereka yang dulu keras pada pemerintah
justru tidak “berani” terjun langsung ke politik. Alangkah indahnya apabila apa
yang dibicarakan, dijuangkan pada karya mereka saat itu terealisasikan.
Comments
Post a Comment